Setetes Embun Pelepas Dahaga

Sabtu, 29 Agustus 2015

Tips Berinvestasi Ala Safir Senduk



Gaji saya kecil, tapi saya pingin banget punya investasi. Jadi selain punya income utama, saya juga pingin punya income tambahan. Kebetulan, rekan kerja saya menawarkan saya untuk ikut andil menanam saham di penerbit barunya. Hmm, jujur, saya sama sekali nggak ngerti masalah investasi. Uang saya juga nggak banyak. Jadi, Pas Sun Life  ngadain seminar Pak Safir Senduk langsung saya ikut. Sebelum berinves, saya harus memerhatikan hal-hal berikut:

  1.  Pilih investasi yang sesuai dengan karakter kita. 
  2.  Pilih investasi yang punya banyak kelebihan. Contohnya,
  • Saham di Pasar Model. Jadi, kita nggak perlu repot-repot bangun perusahaan, tapi sudah seperti punya perusahaan. Income-nya didapat dari pembagian laba dan jual beli saham.
  • Investasi via Manager Invest. Jadi, uang kita dikelola pihak ke tiga yang ahli  dalam berinvestasi. Oya, sebelumnya kita juga harus lihat reputasi perusahaan dan  managernya, perhatikan kemana invesnya, infrasruktur kah? Atau apa. Nah,  perusahaan yang memproduksi barang habis pakai seperti sabun, shampo itu juga  rekom banget. Trus, perhatikan juga prestasi dan track recordnya, jangan sampai  kita berinvestasi pada perusahaan dan manager yang prestasinya anjlok.

  •  Properti. Karena bisa dijual kembali dan disewakan. Sebelum memilih properti lihat dulu lokasi, market, kondisi, dan tetangganya. Kalau nggak ahli di bidang properti mending buat disewakan aja, karena kelemahan bidang properti adalah susah dijual lagi. Sewakan properti dalam jangka pendek, misal bulanan, mingguan, bahkan harian. Sewakan juga pada banyak penghuni. Jangan satu rumah untuk 1 keluarga, tapi satu pintu untuk satu orang, semacam kost-kost-an. 
  3. Hindari Investasi Nggak Jelas
Hasil gambar untuk investasi properti
Jangan sampai niat untung malah buntung. Banyak sekali investor tertipu karena nggak mengenal perusahaannya. Perusahaan yang menawarkan bunga tinggi, janji cash bulanan, iming-iming tidak akan rugi, bonus member baru, dan presesentasinya nggak masuk akal, maka kita perlu berhati-hati memillihnya. Jangan sampai saking tergiurnya laba tinggi, kita sampai lupa hal-hal yang sesuai nalar dan masuk akal.

Dengan mempertimbangkan hal di atas, saya jadi semakin tahu, harus bagaimana dan ke mana saya berinves.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar