Setetes Embun Pelepas Dahaga

Minggu, 05 April 2015

Gejala Awal Pernikahan yang Barakah

1. Niat

"Innamal a'maalu bin niyyaati, wa innamaa likullimri-in maa nawaa"

Niat ketika kita berazzam untuk merenda pernikahan. Niat ketika menetapkan kriteria-kriteria. Niat ketika memulai sebuah proses yang bersih, tanpa pacaran, tanpa interaksi mubazir dan merusak hati. Niat ketika melihat calon istri/suami. Niat ketika diperkenalkan pertama kali. Niat ketika menyaksikan kondisi keluarganya. Niat ketika menentukan mahar dan persyaratan. Niat ketika menyatakan persetujuan dan penerimaan. Niat ketika merencanakan akad dan perayaan walimah. Niat selama dalam masa penantian. Niat dan niat. Ketika dan ketika.

Jika pun dulu ada niat yang bertitik hitam, ada prasangka terhadap kebesaran Allah, ada ketidakjujuran pada-Nya dan pada manusia, masih ada waktu untuk beristighfar, bertaubat, dan memperbarui niat.

2. Proses menujunya sesuai syariat

Misalnya, bersihnya proses itu dari pelanggaran aturan interaksi dua orang yang belum halal, pelanggaran ketentuan nazhar, khithbah, syarat, mahar, dan rukun khithbah.

3. Jujur.
Yang pertama akan tampak sebagai gejala keberkahan adalah di saat kita jujur dan benar dalam bersikap pada Allah dan manusia.

Dalam Tazkiyatun Nafs, proses untuk menjadi shadiq ada 4:

1) Shidqun Niyah. Benar dalam niat.
2) Shidqul 'Azm. Benar dalam tekad. Benar dalam memantapkan jiwa.
3) Shidqul Iltizam. Benar dalam komitmen. Benar dalam memghadapi tantangan dan ancaman.
4) Shidqul 'Amaal. Benar dalam proses kerja. Benar dalam cara tanpa menabrak pagar-pagar Ilahi.

4. Mempermudah proses. Tidak mempersulit diri apalagi mempersulit orang lain. Allah pun sudah menggaransinya.

"Ada 3 golongan yang wajib bagi Allah menolong mereka. 1. Budak mukatab yang ingin melunasi dirinya agar bisa merdeka. 2. Orang yang menikah demi menjaga kesucian dirinya dari maksiat. Dan ke3 para mujahid di jalan Allah." (H.R. Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah)

Kata kunci gejala awal barakahnya pernikahan adalah, JUJUR, SYAR'I, MUDAH.

Jika masih ragu melangkah, pertanyaan Nabi Nuh amat relevan ditunjukkan ke wajah kita.

"Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?" (Q.S. Nuh:13)

BMC
S.A.F
05042015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar